Tkw: Tuan saya hamil.
Majikan: Siapakah bapak bayi itu? Pura-pura lupa
Tkw: Ya tuan dong, yang melakukannya. Jangan sampai suami dan keluarga saya di Indonesia tahu tuan.
Majikan: Ya sudah ini uang, gugurkan saja.
Ini sekedar ilustrasi, begitulah sebuah hasil permainan ranjang diselesaikan dengan mengugurkan janin dari hubungan seks sejumlah kasus TKW di mana-mana dalam hal ini Taiwan.Namun kehamilan TKW di Taiwan bukan masalah yang pelik untuk di atasi, karena jika memilki uang, seorang wanita dapat menyewa lelaki Sewaan, yang mengaku sebagi suami saat mengugurkan kandungan ke klinik khusus itu.
Jika mengaku sebagai suami istri dan dengan alasan kesulitan ekonomi untuk membesarkan anak yang dikandung, maka klinik bersedia mengugurkan bakal manusia itu. Ini terjadi diseluruh Taiwan dan angka aborsi yang paling tinggi adalah oleh TKW, tentunya termasuk TKW dari Indonesia.
Lelaki itu adalah lelaki sewaan dan lelaki ini mendapat imbalan untuk menjadi lelaki SUAMI PART TIME, berapa yang harus dibayar untuk dia adalah sebuah kesepakatan.Secara logika kita dapat menerima jalur pemikiran ini dan ini adalah sebuah tindakan yang aman dan selamat.
Sejumlah TKW malah menikmati seks dengan sebebas bebasnya karena boleh memanfaatkan kesempatan melakukan aborsi jika terjadi kehamilan. Ini adalah sebuah kenyataan.Kehidupan sebagai TKW yang jauh diluar negeri tentunya sangat bergantung kepada "NASIB" keluarga yang menjadi majikan.
Keluarga warga Taiwan khususnya memilki prilaku yang cendrung seks bebas. Banyak suami melakukan hubungan seks dengan orang lain selain istri sendiri, bahkan di ketahui oleh sang istri.
Mereka melakukannya yang penting SELAMAT, dalam arti tidak melanggar undang-undang dan juga tidak terkena penyakit.Teman (T) penulis (P) yang memiliki kehidupan yang layak dan juga memiliki TKW di rumahnya, pernah menanyakan hal seks kepada penulis. ' Bagaimana dengan aktifitas seks mu disini', lalu saya jawab " Tidak ada masalah". Lalu iya mengira saya melakukan seks bebas, dan dia berkata: lakukan dengan aman, yang penting mereka menutup mulutnya dan uang adalah kuncinya.
Sambil sedikit grogi saya menyatakan oh begitu ya.Ini adalah sebuah gambaran dari keluarga Taiwan dan menurut yang saya ketahui banyak sekali yang memilki perilaku seks selain istri di sini. Bayangkan saja jika tenaga kerja wanita bekerja dengan dia (T) maka kemungkinan besar akan terjadi supply and demand urusan seks. Jika sang TKW tidak dapat mengendalikan kondisi yang sulit ini maka kemungkinan akan terjadi aktifitas seks.
Selain itu terkenal juga hubungan seks bebas sesana TKW dan antar bangsa. Di sini ada kecendrungan TKWI melakukan kegiatan antar bangsa dengan TKL dari Thailand dan Filipina.
Sesama teman sudah saling faham dan TST akan hal ini. Mereka tidak malu-malu keluar masuk hotel bersama-sama.Kehamilan adalah sesuatu yang seharusnya di syukuri, karena kehamilan berarti adanya kesempatan seorang manusia-baru membawa sebuah masa depan dalam keluarga.
Namun tidak demikian halnya di Taiwan Majalah INTAI (Indoneisa-Taiwan) berbahasa Indoneisa edisi November 2010, melaporkan beberapa kasus khusus hal kehamilan akibat berbagai penyebeb seperti diterangkan di atas.
Bila seorang TKW tidak cukup mendapat pengajaran dan Moral serta lingkungan yang tidak kondusif, maka kemungkinan terjadinya hubungan seks dan kehamilan pada TKW dapat terjadi begitu saja, apa lagi dengan adanya Suami Part Time (lelaki Sewaan).
Majikan: Siapakah bapak bayi itu? Pura-pura lupa
Tkw: Ya tuan dong, yang melakukannya. Jangan sampai suami dan keluarga saya di Indonesia tahu tuan.
Majikan: Ya sudah ini uang, gugurkan saja.
Ini sekedar ilustrasi, begitulah sebuah hasil permainan ranjang diselesaikan dengan mengugurkan janin dari hubungan seks sejumlah kasus TKW di mana-mana dalam hal ini Taiwan.Namun kehamilan TKW di Taiwan bukan masalah yang pelik untuk di atasi, karena jika memilki uang, seorang wanita dapat menyewa lelaki Sewaan, yang mengaku sebagi suami saat mengugurkan kandungan ke klinik khusus itu.
Jika mengaku sebagai suami istri dan dengan alasan kesulitan ekonomi untuk membesarkan anak yang dikandung, maka klinik bersedia mengugurkan bakal manusia itu. Ini terjadi diseluruh Taiwan dan angka aborsi yang paling tinggi adalah oleh TKW, tentunya termasuk TKW dari Indonesia.
Lelaki itu adalah lelaki sewaan dan lelaki ini mendapat imbalan untuk menjadi lelaki SUAMI PART TIME, berapa yang harus dibayar untuk dia adalah sebuah kesepakatan.Secara logika kita dapat menerima jalur pemikiran ini dan ini adalah sebuah tindakan yang aman dan selamat.
Sejumlah TKW malah menikmati seks dengan sebebas bebasnya karena boleh memanfaatkan kesempatan melakukan aborsi jika terjadi kehamilan. Ini adalah sebuah kenyataan.Kehidupan sebagai TKW yang jauh diluar negeri tentunya sangat bergantung kepada "NASIB" keluarga yang menjadi majikan.
Keluarga warga Taiwan khususnya memilki prilaku yang cendrung seks bebas. Banyak suami melakukan hubungan seks dengan orang lain selain istri sendiri, bahkan di ketahui oleh sang istri.
Mereka melakukannya yang penting SELAMAT, dalam arti tidak melanggar undang-undang dan juga tidak terkena penyakit.Teman (T) penulis (P) yang memiliki kehidupan yang layak dan juga memiliki TKW di rumahnya, pernah menanyakan hal seks kepada penulis. ' Bagaimana dengan aktifitas seks mu disini', lalu saya jawab " Tidak ada masalah". Lalu iya mengira saya melakukan seks bebas, dan dia berkata: lakukan dengan aman, yang penting mereka menutup mulutnya dan uang adalah kuncinya.
Sambil sedikit grogi saya menyatakan oh begitu ya.Ini adalah sebuah gambaran dari keluarga Taiwan dan menurut yang saya ketahui banyak sekali yang memilki perilaku seks selain istri di sini. Bayangkan saja jika tenaga kerja wanita bekerja dengan dia (T) maka kemungkinan besar akan terjadi supply and demand urusan seks. Jika sang TKW tidak dapat mengendalikan kondisi yang sulit ini maka kemungkinan akan terjadi aktifitas seks.
Selain itu terkenal juga hubungan seks bebas sesana TKW dan antar bangsa. Di sini ada kecendrungan TKWI melakukan kegiatan antar bangsa dengan TKL dari Thailand dan Filipina.
Sesama teman sudah saling faham dan TST akan hal ini. Mereka tidak malu-malu keluar masuk hotel bersama-sama.Kehamilan adalah sesuatu yang seharusnya di syukuri, karena kehamilan berarti adanya kesempatan seorang manusia-baru membawa sebuah masa depan dalam keluarga.
Namun tidak demikian halnya di Taiwan Majalah INTAI (Indoneisa-Taiwan) berbahasa Indoneisa edisi November 2010, melaporkan beberapa kasus khusus hal kehamilan akibat berbagai penyebeb seperti diterangkan di atas.
Bila seorang TKW tidak cukup mendapat pengajaran dan Moral serta lingkungan yang tidak kondusif, maka kemungkinan terjadinya hubungan seks dan kehamilan pada TKW dapat terjadi begitu saja, apa lagi dengan adanya Suami Part Time (lelaki Sewaan).
Comments
Post a Comment