-Sekarang sedang menjadi trend di kalangan Pahlawan devisa sekaligus perusak citra bangsa, TKW di Singapura berpacaran dengan pria Bangladesh. Bahkan kebanyakan dari mereka sudah berstatus sebagai istri. Dengan dalih meninggalkan suami, anak dan keluarga untuk mencari penghidupan yang lebih layak.
Namun tidak sedikit dari mereka yang hidup seperti 'wanita murahan' di sana. Telah banyak beredar foto-foto dan video TKW di media sosial. Jika di Indonesia mereka adalah wanita baik-baik yang terlihat santun dan berpakain tertutup. Sebaliknya, jika di Singapura mereka tak malu berpakaian minim sambil berfoto mersa dengan pria Bangladesh Fenomena ini tentunya sangat miris, ketika suami, anak, dan keluarga yang merindukannya di tanah air.
Dia malah asik jalan-jalan di hari libur kerja dengan pria Bangladesh. Bahkan ada yang sampai menjual diri pada pria Bangladesh untuk melampiaskan nafsu birahinya. Sialnya, kelakuan para TKW ini bukan saja mencoreng nama baiknya sendiri tapi juga nama baik Indonesia di tempatnya bekerja. Menjalin hubungan seperti itu sebenarnya sah-sah saja. Itu hak mereka.
Namun masalah muncul ketika hubungan itu memacu konflik. Seperti kasus yang terjadi pada TKW asal Indonesia yang dibunuh dan mayatnya ditemukan di water tank gedung HDB di Woodlands (the straits times, 17 mei 2011). Lagi-lagi karena konflik asmara. Pacarnya, warga Bangladesh (27), cemburu karena si perempuan punya simpanan lain, sedang si pacar merasa telah memberikan apa yang wanita itu inginkan. Cemburu yang memicu perkelahian. Perkelahian yang berujung pembunuhan. Kisah cinta yang berakhir tragis. Meskipun sudah ada kasus seperti itu, para TKW di Singapura tak jera menjalin cinta dengan lelaki asing. Bahkan terkadang, sampai melupakan keluarga yang ditinggalkan. Mereka tetap mengunjungi mall-mall seperti Lucky Plaza, City Plaza, Tangs Departement Store dan tempat-tempat menarik yang dijadikan ladang romantik bagi wanita migran di Singapura. Entah itu wanita indo maupun pinay (sebutan untuk wanita Filipina). Hal ini yang menjadi pemicu retaknya hubungan pernikahan mereka. Dan secara otomatis, melahirkan dampak psikologis bagi anak-anak yang ditinggalkan.
Berdasarkan riset yang dilakukan Abdul Ghofur, S.Pd di SMP 4 Gringsing, Batang, perkembangan jiwa anak yang ditinggal ibunya bekerja ke luar negeri jauh berbeda dengan mereka yang didampingi oleh orang tua lengkap. Rata-rata mereka menjadi anak pembangkang dan sulit diatur. Namun itu yang jarang diperhatikan oleh wanita migran. Kebanyakan dari mereka cuma memantau sekilas perkembangan psikologis anak atau bahkan tak memikirkan hal itu sama sekali. Tugas mereka cuma mengirimkan uang, anak tak kekurangan uang jajan, tak pernah nunggak biaya sekolah dan kebutuhan rumah tangga tercukupi. Selebihnya mereka mencari kesenangan sendiri dengan dalih membunuh kejenuhan. Yaitu dengan cara tadi, mencari laki-laki lain. Tapi perlu digaris bawahi, tidak semua perempuan migran bermain-main asmara di Singapura. Dikutip dari kompasiana.com, banyak dari mereka yang mencari teman kencan dadakan. Biasanya mereka mengunjungi mall-mall seperti Lucky Plaza, City Plaza, Tangs Departement Store, dll. Ada juga yang melakukan aksi prostitusi.
Wanita-wanita seperti itu biasanya memang sengaja memanfaatkan waktu libur kerja untuk mencari tambahan uang. Sasaran mereka adalah pekerja konstruksi dan sopir taksi. Semoga tulisan di atas sedikit memberi gambaran bahwa kehidupan perempuan migran sebenarnya tak jauh beda dengan kehidupan kita sehari-hari. Yang menjadi hal istimewa, karena mereka berada di luar negara kita. Permasalahan mereka menjadi semakin rumit karena harus berhadapan dengan hukum negara lain.
Menghujat mereka bukanlah jalan terbaik. Tapi membiarkan mereka tanpa dampingan psikologis rasanya juga t idak bijak. Terutama pihak-pihak yang terlibat dalam dunia mereka. Romantisme wanita migran hanyalah bumbu. Yang utama adalah memperbaiki segala aspek secara kompleks. Baik dalam tubuh pemerintah yang menangani kasus mereka, PJTKI, dan yang lebih penting, membangun pribadi wanita migran yang kuat, tangguh dan mampu menjaga harga dirinya dan nama baik bangsa.
Comments
Post a Comment